BOJONEGORO, Waskat.id – Tradisi Gumbregan sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Gumbregan dimaksudkan untuk memohon keselamatan tanaman padi agar terhindar dari serangan hama sawah.
Kepala Desa Ngraho, Muksin, mengatakan, tradisi Gumbregan dilaksanakan oleh masyarakat Desa Ngraho secara turun temurun. Ritual Gumbregan digelar di lima titik, yakni di setiap pertigaan dan perempatan jalan dekat persawahan.
Muksin menjelaskan, Gumbregan di Desa Ngraho dilaksanakan setiap jelang petang pada hitungan Jawa Kamis Kliwon malam Jum’at Legi. Pada hari itu masyarakat, khususnya petani, membawa makanan tradisional berupa kupat dan bumbu cos dan sayur lodeh.
’’Melalui ritual Gumbregan kami bersama masyarakat berdo’a memohon kepada Sang Pencipta alam semesta agar diberi keselamatan dan kesejahteraan serta tanaman padinya terhindar dari serangan hama sehingga panen melimpah,’’ ungkap Muksin, Kamis (4/12/2025).
Sementara itu Kaur Kesra Desa Ngraho, Moh Muslim, menambahkan bahwa Gumbregan dilaksanakan di lima titik yaitu di pertigaan dan perempatan. Tepatnya di pertigaan Gerdu Laut, pertigaan Carikan, pertigaan Petinggen, pertigaan Wangan Balai Desa dan Perempatan Warung Mbah Mar.
Ritual do’a Gumbregan di setiap pertigaan dan perempatan jalan dipimpin tokoh agama yaitu, Modin Muslim, Kyai Fatah, Kyai Saeran, Kyai Kasno, dan Kyai Ali Rosyad. ***
Wartawan: Kang Zen Samin