Bojonegoro, Waskat.id – Sebanyak 20 orang wisatawan manca negara berasal dari Korea, Jepang dan Spanyol mengunjungi Situs Perahu Besi Kuno di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (6/8/2025). Para wisatawan terkagum-kagum dengan keberadaan perahu besi kuno di tengah persawahan yang asri.

Kedatangan para tamu manca negara ini disambut hangat oleh masyarakat Desa Ngraho yang mengelola dan merawat benda cagar budaya perahu besi kuno. Mereka saling jabat tangan penuh keakraban di gapura masuk situs perahu besi kuno.

Kemudian tamu dari Korea, Jepang dan Spanyol diajak berdo’a bersama yang dipimpin tokoh spiritua, di makam Eyang Soeto Prodjo untuk memohon keselamatan dan kesehatan serta kelancaran perjalanan para tamu manca negara guna menyelesaikan misinya dalam event Bojonegoro Cross Culture. Mereka mengikuti ritual do’a bersama dengan khidmat sehingga benar-benar terasa energi sakralnya.

Usai do’a bersama selanjutnya para tamu mendapat penjelasan sejarah ditemukannya perahu besi kuno di dasar Bengawan, yang disampaikan oleh mbah Towo Rahadi, penemu perahu besi kuno sekaligus sebagai juru pelihara perahu besi kuno.

Menurut Mbah Towo, sapaan akrab Towo Rahadi, perahu besi kuno ini ditemukan di dasar Bengawan Solo pada Juni 2013 di kedalaman 13 meter pada saat banjir. Ekskavasi perahu dilakukan secara manual melibatkan sekitar 50 orang terdiri dari penyelam tradisional, tim teknis pengangkatan serta tokoh supranatural yang memandu prosesi pengangkatan perahu.

’’Temuan perahu besi kuno ini kami yakini sebagai satu-satunya di Asia Tenggara,’’ kata mbah Towo sekaligus tokoh supranatural yang memandu prosesi pengangkatan perahu besi kuno. Saat pengangkatan perahu besi kuno Mbah Towo Rahadi masih menjabat Kepala Desa Ngraho untuk periode yang kedua.

Menurut Mbah Towo, sampai saat ini belum ada kesimpulan mengenai tahun pembuatan perahu besi kuno, dan negara mana yang membuat perahu tersebut. Yang jelas pembuatan perahu besi kuno ini masih menggunakan sistim keling (sebelum abad XV). Sedangkan temuan artefak di sekitar perahu ada yang menunjukkan tahun 804 Masehi. Namun demikian ada pula artefak yang ditemukan penduduk berupa keramik buatan abad XVIII.

’’Bahan campuran logam yang digunakan membuat perahu lebih dari 9 jenis, sehingga kami menyebut pula perahu besi kuno ini sebagai pusaka harus dirawat,’’ ungkap Mbah Towo.

Usai mendapatkan penjelasan proses penemuan dan pengangkatan perahu besi kuno, semua tamu dari Korea, Jepang dan Spanyol dipersilahkan naik ke atas perahu agar dapat melihat lebih dekat tentang struktur logam dan teknis pembuatan perahu.

Sebelum meninggalkan situs perahu besi para tamu manca negara diajak foto bersama pengelola situs perahu besi kuno beserta Kepala Desa Ngraho dan perangkat desa setempat. ***

Wartawan: Kang Zen Samin

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *