Bojonegoro, Waskat.id – Situs Perahu Besi Kuno di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur akan dikunjungi turis dari Jepang, Korea dan Spanyol. Turis manca negara ini sekitar 30 orang akan melihat benda sejarah perahu besi kuno pada tanggal 6 Agustus 2025.
Yayasan Bahitro Soeto Prodjo dan Pemerintah Desa Ngraho yang mengelola situs perahu besi kuno tengah mempersiapkan penyambutan turis dari tiga negara tersebut.
’’Kami sedang menyiapkan penyambutan tamu dari Jepang, Korea dan Spanyol seperti layaknya menyambut tamu-tamu yang lainnya. Semua kita anggap istimewa,’’ kata Towo Rahadi, Pembina Yayasan Bahitro Soeto Prodjo yang sekaligus sebagai juru pelihara perahu besi kuno di Ngraho Bojonegoro.
Perahu besi kuno di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro ditemukan di dasar Bengawa Solo pada tahun 2013. Temuan perahu ini sangat mengejutkan dunia sejarah dan arkeologi nasional, karena usianya lebih dari 1400 tahun. Perahu logam ini panjangnya 27 meter, lebarnya 6,5 meter. Bahan yang digunakan membuat perahu logam ini diduga sebanyak 11 jenis.
’’Jika dilihat dari metalurgi, ada 11 jenis bahan yang digunakan untuk membuat perahu sehingga logamnya memiliki karakter khusus. Jika dipanasi tidak meleleh namun retak dan pecah,’’ kata Towo Rahadi.
Menurut Towo Rahadi, sampai saat ini belum ada penjelasan dari pihak terkait (arkeolog maupun sejarawan) mengenai tahun pembuatan perahu dan negara mana yang membuat perahu tersebut. Namun jika dilihat dari metalurgi bisa diindikasikan sementara bahwa perahu tersebut hasil karya orang Jawa.
’’Karater logam perahu persis seperti pusaka keris, sehingga kami menyebutnya sebagai pusaka dan kami merawatnya secara serius,’’ kata Towo Rahadi yang juga sebagai juru kunci makam Eyang Soeto Prodjo.
Makam Eyang Soeto Prodjo letaknya berada di sebelah barat perahu besi kuno. Eyang Soeto Prodjo sendiri diyakini oleh masyarakat desa setempat sebagai tokoh pertama yang mendirikan Desa Ngraho. Oleh karenanya pada setiap tahun dihormati dengan ritual Suran dan Nyadran (sedekah bumi). ***
Wartawan: Kang Zen Samin
