Purwosari, Waskat.id – Pengurus Sanggar Sastra Djajus Pete melaksanakan kegiatan koordinasi dan nyekar mendiang Djajus Pete pada Minggu, 20 Juli 2025.
Acara ini bertempat di Pusat Sanggar Sastra Djajus Pete yang sekaligus merupakan rumah Ipung Restiani putri Djajus Pete di Dusun Korgan, Desa Purwosari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro 62161. Usai koordinasi dilanjutkan nyekar (ziarah) di tempat pemakaman Djajus Pete di Desa Kebonagung, Padangan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengenang Djajus Pete, pengarang terkemuka dalam sastra Jawa modern. Djajus Pete, dengan nama asli Djajus, lahir di Ngawi pada 1 Agustus 1948 dan kemudian menetap di Dusun Korgan Desa Purwosari, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro.
Dikenal dengan nama pena Djajus Pete, semasa hidupnya adalah pengarang cerpen Jawa yang karyanya sering dimuat di berbagai majalah sastra seperti Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Ia juga berprofesi sebagai guru dan wartawan. Salah satu karyanya yang meraih Penghargaan Sastra Rancage adalah kumpulan cerpen Kreteg Emas Jurang Gupit.
Djajus Pete dikenal dengan gaya kepengarangannya yang unik, seringkali menyisipkan simbol-simbol dalam cerpennya, menjadikannya sastrawan Jawa paling berpengaruh.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah aktivis Sanggar Sastra Djajus Pete yaitu Kang Zen Samin dari Sukorejo, Bojonegoro Kota, Ipung Restiani, Yonathan Rahardjo dan Ellisabeth Vitta Dharmayantie dari Kadipaten, Kota. Ipung Restiani adalah putri Djajus Pete yang juga aktivis Sanggar Sastra Djajus Pete.
Dibahas pada siang hari itu, pentingnya pelestarian bahasa dan sastra Jawa. Ditekankan dilema pelestarian bahasa Jawa di tengah generasi muda saat ini. ”Anak sekarang cenderung “gagap” dalam berkomunikasi menggunakan bahasa daerah dalam hal ini bahasa Jawa,” ungkap Ipung putri Djajus Pete.
Menjawab tantangan ini Kang Zen Samin berpendapat butuh peran aktif komunitas pemuda sebagai garda depan dalam upaya pelestarian ini, melalui berbagai kegiatan seperti lomba geguritan, cerkak, macapat, tembang dolanan, sesorah (pidato), hingga teater dan wayang.
Rangkaian acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan berkumpul di Sekretariat Gang Iro 5 Kadipaten Bojonegoro, dan pada pukul 09.30 WIB, aktivis dari Bojonegoro kota berangkat menuju Pusat Sanggar Sastra Djajus Pete.
Pada pukul 10.30 WIB, dilangsungkan sesi koordinasi di pusat Sanggar Sastra Djajus Pete di Purwosari, juga mencakup pembahasan mengenai organisasi, lomba cerkak, dan nyadran Mbah Gerit pada Jumat Kliwon.
Kegiatan diakhiri dengan nyekar (ziarah dan tabur bunga) di makam mendiang Djajus Pete dan Sukarti istri Djajus Pete pada pukul 12.00 WIB, sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian warisan budaya serta sastra yang telah ditinggalkan oleh Djajus Pete. ***
Wartawan: Ellisabeth Vitta
