Bojonegoro, Waskat.id – Gereja Advent di Bojonegoro berdiri sejak 1967 di Jalan Basuki Rahmat, seberang timur kantor PLN (Perusahaan Listrik Negara). Nama lengkap gereja ini adalah Gereja Masehi Advent Ketujuh (GMAHK).
Sebagai organisasi keagamaan pada umumnya, gereja ini juga mempunyai upacara dan tradisi sesuai dengan iman dan kepercayaan umatnya. Salah satu tradisi unik yang menarik perhatian disisi budaya yaitu upacara basuh kaki.
Upacara basuh kaki merupakan upacara pendahuluan sebelum perjamuan suci (perjamuan kudus) untuk mengenang pengorbanan Yesus Kristus (Tuhan Yesus) dalam menebus umat manusia dari iblis, maut dan dosa.
Upacara perjamuan suci sudah lazim dikenal di kalangan Kristiani aliran apa pun. Yaitu umat makan roti dan minum anggur sebagai lambang atau simbol tubuh dan darah Yesus Kristus.
Sekitar 2000 tahun silam, tidak lama sesudah upacara perjamuan terakhir, Yesus Kristus wafat disalib, guna menyelamatkan umat manusia itu.
Sebelum upacara itu, Yesus Kristus membasuh kaki 12 muridNya, sebagai tanda pelayananNya untuk umat manusia.
Di gereja lain, seperti gereja Katolik, upacara basuh kaki dilakukan oleh pastor atau romo terhadap 12 umat terpilih sebagai simbol 12 murid Yesus itu.
Di gereja Advent, upacara basuh kaki ternyata lain, dan ini dalam kacamata Waskat.id cukup menarik dari segi peristiwa dan makna.
Ternyata upacara basuh kaki dilakukan berpasang-pasangan. Dapat pasangan suami-istri, orang tua-anak yang sudah dewasa, sesama orang tua, orang tua dan orang muda, yang pasti dilakukan oleh dua orang secara bergantian.
Upacara basuh kaki dimulai dengan doa oleh orang yang jongkok dibawah. Ia pun membasuh kaki pasangannya yang duduk di kursi di depannya, dengan kaki dicelupkan di baskom berisi air. Setelah kaki dibasuh lalu dilap dengan handuk. Kemudian posisi bertukar. Dilakukanlah hal yang sama.
Setelah upacara basuh kaki selesai, umat masuk gereja dan saling mengucapkan permintaan maaf dan ucapan selamat perjamuan suci. Disusul dengan upacara perjamuan suci.
Jadi peristiwa saling minta maaf dan saling memberi ucapan selamat itu mirip dengan perayaan Idul Fitri dalam agama Islam.
Upacara basuh kaki ini menurut seorang umat di gereja itu sebagai tanda saling rendah hati dan saling melayani.
Upacara basuh kaki ini dilakukan setiap tiga bulan sekali pada hari Sabtu akhir tribulan sesudah khotbah kebaktian hari Sabat (hari Sabtu) sebagai hari kebaktian gereja Advent. Bukan hari Minggu sebagaimana umumnya gereja Kristen.
Khotbah dan rangkaian upacara terkait perjamuan suci, Sabtu (22 Maret 2025) di gereja Advent Bojonegoro dipimpin oleh pendeta jemaat, Pdtm. Endik Kalwela yang juga anggota BAMAG (Badan Musyawarah Antar Gereja) Kabupaten Bojonegoro.
Sebuah upacara unik penuh makna dari segi religi dan budaya di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berBhinneka Tunggal Ika. ***
Wartawan: Jonathan R
