Bojonegoro, Waskat.id – Ketoprak Satriya Budaya di Bojonegoro selalu tampil menawan dalam setiap pertunjukan. Semua pemain ketoprak ini yakni siswa-siswi MTs Al Yakin Unggulan YASPIA (Yayasan Pendidikan Islam Al Yakin) Pungpungan, Kalitidu, Bojonegoro.

Masyarakat Desa Pungpungan mengapreasi positif adanya Ketoprak Satriya Budaya. Pertunjukan mereka dapat menyedot banyak penonton di halaman Balai Desa Pungpungan, selain pertunjukan orkes dangdut.

Adalah Kepala Sekolah MTs Al Yakin Pungpungan Soeheri, S.Pd., yang mendidik para siswa bermain ketoprak religi. Sifatnya melestarikan seni budaya karawitan dan pertunjukan tradisional Jawa sesuai dengan napas Islami.

’’Lakon atau tema yang dipilih untuk dimainkan adalah tema berkisar pada zaman kerajaan Demak. Dieksplor dari berbagai pendekatan,’’ kata Soeheri kepada Waskat.id di kantor kepala sekolah MTs Al Yakin Pungpungan, Kalitidu, Bojonegoro.

Para siswa pemain ketoprak dengan terampil dan fasih berbahasa Jawa sebagai bahasa pertunjukan. Fasih dan luwes pula dalam olah teater tradisional. Tampilan mereka diiringi nayaga karawitan yang terampil dan fasih memainkan beragam alat musik gamelan Jawa.

Itulah pentas ketoprak yang merupakan kegiatan ekstra kurikuler di MTs Al Yakin yang tak lain adalah kesatuan pentas dari seni karawitan, tari, silat dan drama.

Keberhasilan Soeheri membina kelompok ketoprak ini dimulai dari minatnya yang sangat tinggi terhadap kesenian tradisional Jawa ini. Selulus kuliah sebagai sarjana pendidikan bahasa yang terlatih bermain karawitan dan seni pertunjukan Jawa, dia mengabdikan diri di dunia pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam di Desa Pungpungan.

Mengajukan permohonan untuk turut mengembangkan kepribadian siswa sesuai dengan nilai luhur warisan nenek moyang, Soeheri mendapat restu dari para pengurus yayasan.

’’Syaratnya, pertunjukan harus sesuai dengan nilai-nilai Islami,’’ ungkap Soeheri, seraya menceritakan atas izin pengurus yayasan pula dia diizinkan memasukkan perangkat gamelan guna memainkan karawitan kesenian Jawa yang bermutu tinggi.

Problem muncul, soal kepantasan pementasan para putri dalam ketoprak dengan memakai jilbab. Berkat penjelasan dari ahli seni tradisional ini di kampus almamater alumnus ini, bahwa tetap bagus dengan tetap memakai jilbab, maka jalanlah pertunjukan dengan perpaduan budaya ini. Sehingga pertunjukan ketoprak oleh siswa-siswi MTs Al Yakin diharapkan menjadi favorit warga.

Dukungan terhadap kepedulian kelestarian seni budaya tradisional ini datang dari berbagai kalangan. Hal ini turut mengangkat nama sekolah di kawasan barat Kabupaten Bojonegoro. Dan tentu saja, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kebudayaan kita. ***

Wartawan: Vitta Dharmayantie

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *