Bojonegoro, Waskat.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro bersama pengurus Yayasan Bahitro Soeto Prodjo menggelar acara ritual Suran untuk menyongsong datangnya tahun baru Jawa, 1 Suro tahun 1958 Saka dan tahun baru 1 Muharam 1446 Hijriyah. Acara ritual Suran dihelat di halaman pesarean (makam) Eyang Soeto Prodjo, Minggu (7/7/2024).
Acara ritual dilaksanakan dengan khidmad, dihadiri Kepala Desa Ngraho, Muksin, beserta seluruh perangkat desa setempat, BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Ngraho, semua lembaga Desa Ngraho, segenap pengurus Yayasan Bahitro Soeto, Prodjo, dan warga Desa Ngraho.
Pembina Yayasan Bahitro Soeto Prodjo sekaligus sebagai juru kunci makam Eyang Soeto Prodjo, Drs. Towo Rahadi, mengawali ritual Suran dengan membakar kemenyan wagi dan dupa serta pengucapan do’a permohonan kepada Tuhan Yang Esa yang menciptakan alam semesta agar seluruh warga desa Ngraho diberi keselamatan dan kemudahan didalam mencari rejeki.
’’Kita nenuwun marang Gusti ingkang akarya jagad supaya warga Desa Ngraho kabeh diparingi keslametan, seger waras, gangsar rejekine saha bagya mulya uripe. Lan kabeh pamong Desa Ngraho wiwit Kepala Desa sakperangakate diparingi lancar olehe nata pemerintahane kanggo mujudake pembangunan lan mujudake kesejahteraan warganya,’’ kata Towo Rahadi.
Artinya, diawal bulan Suro ini kita meminta kepada Tuhan Yang Esa yang menciptakan bumi beserta tata surya lainnya agar seluruh warga Desa Ngraho diberi keselamatan, sehat walafiat, lancar rizkinya, serta bahagia dan mulia hidupnya. Dan semua pejabat pemerintah desa mulai Kepala Desa dan seluruh jajarannya diberi kemudahan dalam menjalankan tugasnya serta diberi kemudahan dalam mewujudkan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan warganya.
Sementara itu Kepala Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Muksin, mengajak semua perangkat desa bersama seluruh warga desa agar saling bahu membahu dalam mewujudkan pembangunan. Muksin mengatakan, problem yang dihadapi pemerintahan desa Ngraho dan masyarakat Desa Ngraho saat ini yakni maraknya hama tikus yang menyerang tanaman padi.
’’Kita harus berusaha dengan berbagai cara dalam manggulangi hama tikus agar tanaman padi dapat menghasilkan hasil melimpah,’’ kata Muksin.
Muksin juga mengajak masyarakat Desa Ngraho untuk mewujudkan kawasan makam Eyang Soeto Prodjo menjadi tempat wisata religi dan wisata sejarah dengan ikon perahu besi kuno buatan sekitar tahun 700 masehi.
Acara riual Suran di makam Eyang Soeto Prodjo ditutup dengan makan bersama sebagai wujud syukur kepada Tuhan Sang Pencipta alam semesta yang memberikan anugerah dan rahmahnya kepada masyarakat Desa Ngraho. ***
Wartawan: Kang Zen Samin